Bahasa Sebagai Alat Komunikasi
Dalam kehidupan sehari- hari tentunya kita selalu berkomunikasi dan alat yang digunakan dealam berkomunikasi disebut bahasa. Apalagi di Indonesia terdapat banyak suku bangsa yang tentunya banyak bahasa daerah masing-masing yang hampir sama untuk setiap lafalnya. Bahasa pada dasarnya tidak hanya bisa di lafalkan tetapi juga ada bahasa isyarat yang biasanya di gunakan untuk orang yang mempunyai kekurangan atau tidak seperti orang awam biasanya.
Anak dilahirkan tidak seperti burung yang bisa langsung bernyanyi, tetapi melalui proses perkembangan terlebih dahulu. Untuk anak usia dini diperlukan dukungan sosial dari lingkungan yang bisa membangkitkan semangatnya dalam belajar bahasa dengan kata lain disebut motherese.Motherese berfungsi secara efektif dalam perkembangan bahasa seorang bayi. Membuat frase kata yang sama dari suatu kalimat dengan cara yang berbeda yang disebut dengan recasting. Setelah melakukan hal tersebut kita menyatakan kembali apa yang anak katakan dalam bahasa yang lebih canggih lagi dan proses itulah yang disebut dengan expanding.
Pada penderita tuna rungu pada dasarnya memiliki kemampuan yang sama dengan orang normal, yang membedakan hanyalah bahasa yang digunakan pada penderita tuna rungu menggunakan bahasa isyarat. Secara keseluruhan perkembangan bahasa itu lambat tetapi tergantung pada individu itu menyikapinya. Diantaranya adalah perkembangan pragmatik atau penggunaan bahasa. Contohnya pada anak berusia 5-6 tahun akan lebih sulit menyampaikan sesuatu yang dititipkan kepada mereka untuk disampaikan pada orang tuanya, hal ini dikarenakan mereka dalam hal penyerapan makna dari perintah tersebut belum begitu mengetahuinya.
Perkembangan Semantik, meningkatkan perbendaharaan kata yang terjadi pada masa usia sekolah. Anak mendapatkan perbendaharaan kata yang banyak karena ia banyak mendengar kata- kata yang baru yang ia dengar dari guru, teman atau yang lainnya. Tetapi dalam penambahan perbendaharaan kata belum tentu pemahamannya bertambah hal ini berbeda untuk satu individu dengan yang lain. Kemampuan anak dalam mendefinisikan suatu kata bergerak maju melalui dua cara. Pertama anak maju secara konseptual dari definisi berdasarkan pengalaman individual ke makna yang lebih sosial. Kedua dia bergerak secara sintaksis dari definisi kata tunggal menuju ke makna kata yang lebih kompleks.
Perkembangan Sintaksis dan Morpologik, perkembangan sintaksis yang ada dan pemerolehan bentuk- bentuk baru secara simultan. Anak terus menerus mengembangkan kalimat dengan mengembangkan kata benda dengan kata kerja. Pada usia sekolah anak berusaha menambah struktur morpologis dan sintaksis dengan memperluas dan menghaluskan bentuk- bentuk yang sudah ada. Hal ini memungkinkan mereka berkembang dan mengekspresikan hubungan yang kompleks dan menggunakan bahasa lebih kreatif lagi untuk berkomunikasi dengan teman, guru, maupun orang tua.
Kebanyakan dari kita adalah orang keturunan jawa yang mempunyai bahasa tersendiri dalam kehidupan sehari- hari. Kita belajar bahasa dimulai pada saat kita dalam usia 1 tahun. Dimulai dari usia 1 tahun kita sudah mulai mengerti arti kata yang diucapkan oleh orang- orang sekitar kita. Dan tinggal bagaimana kita mengembangkan hal tersebut agar kita lebih menguasai bahasa. Apalagi dalam masyarakat jawa terdapat bahasa krama yang biasanya digunakan untuk berbicara pada orang yang lebih tua atau orang yang lebih kita hormati.
Untuk melatih bahasa tata krama yang biasa kita gunakan dalam kehidupan sehari- hari biasanya diajarkan oleh ibu, tetapi biasanya pada usia dewasa penggunaan bahasa tersebut akan pudar karena dengan kemajuan zaman. Dan kebanyakan dari kita beranggapan bahwa penggunaan bahasa tersebut saat ini tidak sesuai dengan perkembangan zaman atau ketinggalan zaman. Untuk itu kita perlu melestarikan penggunaan bahasa tersebut, apalagi kita sebagai calon pendidik yang segala tingkah laku dan ucapannya akan ditiru oleh anak didik kita.
Penerapan bahasa dalam proses belajar mengajar bisa selalu digunakan dalam kehidupan sehari- hari. Bila kegiatan belajar mengajar berjalan efektif, maka perkembangan bahasa anak dapat berjalan secara lancar dan optimal. Bahasa juga merupakan alat komunikasi yang efektif dalam pergaulan sosial, sehingga untuk menghasilkan sesuatu yang optimal maka penggunaan bahasa harus efektif dan menggunakan bahasa yang komunikatif.
Lingkungan juga berpengaruh dalam perkembangan bahasa, contohnya anak yang hidup di lingkungan kota memiliki potensi yang berbeda- beda namun jika lingkungan perkembangannya kondusif untuk belajar bahasa maka akan berdampak positif bagi perkembangannya, tidak hanya sebagai pengguna bahasa pasif tetapi mampu menjadi pengguna bahasa aktif