Jakarta, Tubuh memiliki sebuah jam biologis yang berfungsi mengatur apa yang harus dilakukan tubuh secara alami. Jam biologis mengatur kapan tubuh harus beristirahat, memerlukan makanan atau kegiatan lainnya yang dilakukan selama 24 jam. Kerusakan pada jam biologis ini dapat merusak otak.
Untuk pertama kalinya, para ilmuwan di Oregon State Universitymenemukan bahwa terganggunya jam biologis bisa mempercepat kerusakan sel otak, hilangnya fungsi motorik dan kematian dini.
"Saat ini, banyak peneliti yang berminat dalam studi mengenai jam biologis atau ritme sirkadian, begitu juga kami yang tertarik mempelajari tentang berbagai masalah yang dapat terjadi ketika jam biologis terganggu. Pada akhirnya, kami berharap bahwa penelitian ini dapat diambil dari laboratorium dan diterapkan dalam kehidupan nyata," kata peneliti, Kuntol Rakshit seperti dilansirScienceagogo.com, Senin (16/1/2012).
Penelitian yang dimuat dalam jurnal Neurobiology of Disease ini dilakukan pada lalat buah karena memiliki beberapa kesamaan gen dengan manusia. Beberapa gen yang mengatur irama sirkadian pada lalat buah memiliki kesamaan dengan manusia, meskipun telah melewati proses evolusi jutaan tahun.
Jam biologis pada manusia dan hewan lainnya mempengaruhi berbagai proses biologis, dari mulai kesuburan hingga produksi hormon, pola makan, perbaikan DNA, tidur, reaksi stres dan bahkan efektivitas obat. Pada manusia, peneliti telah menemukan hubungan yang kuat antara mekanisme jam biologis yang terganggu dengan penuaan dan penyakit saraf seperti Alzheimer (hilang memori yang parah).
Lalat buah yang digunakan dalam penelitian ini telah mengalami dua mutasi, salah satu mutasi mengganggu ritme sirkadian dan mutasi lain menyebabkan lalat mengalami penyakit otak karena penuaan.
Lalat yang termutasi ganda memiliki umur 32-50 persen lebih pendek, kehilangan banyak fungsi motorik dan mengalami vakuola (lubang di otak) jauh lebih cepat dibandingkan lalat dengan jam biologis yang baik. Para peneliti berspekulasi bahwa gangguan jam biologis lah yang menyebabkan efek merusak.
"Penurunan dan hilangnya fungsi jam biologis mungkin hanya awal dari sebuah proses siklus yang merusak. Ketika jam biologis mulai rusak, ritme yang mengatur fungsi sel dan kesehatan jadi terganggu dan kita sekarang tahu bahwa hal ini memicu kerusakan sel saraf pada otak, sehingga dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan pada fungsi jam biologis," jelas rekan peneliti, Jadwiga Giebultowicz.
Para peneliti percaya bahwa jam biologis yang sehat dapat membantu melindungi tubuh dari kerusakan ini.
"Ketika jam biologis rusak, proses kerusakan dipercepat. Proses penuaan terkait erat dengan proses ini, tapi tidak jelas bagaimana prosesnya. Menemukan cara untuk memulihkan jam biologis bisa jadi sebuah terapi untuk mencegah kerusakan jam biologis dan membantu mencegah perkembangan penyakit," kata Giebultowicz.