TUGAS BAHASA INDONESIA 2
RESENSI
Nama: Alif Oktamulya
Kelas: 3KA24
NPM: 12109128
ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2012
1. Data Publikasi
a. Judul Tulisan : Ban Ki-moon: Tuntaskan Konflik Selat Hormuz
b. Nama penulis : I Made Asdhiana
c. Penerbit : http://internasional.kompas.com/read/2012/03/20/19501921/ Ban.Ki-moon.Tuntaskan.Konflik.Selat.Hormuz
d. No. Tanggal penerbit : 20 Maret 2012
e. No. Halaman : -
f. Tema : Pemahasan Selat Hormuz
2. Ringkasan
Ban
Ki-moon mengatakan agar semua hal yang tertunda terkait konflik
di Selat Hormuz, satu-satunya jalur perairan delapan negara di kawasan
Teluk Persia atau Arab, perlu segera dituntaskan dengan dialog. Selat
Hormuz merupakan kawasan yang penting bagi perdagangan internasional dan
navigasi. Semua pihak yang terkait perlu terlibat dalam dialog yang
serius.
Sekjen
PBB menambahkan, semua pihak yang terkait juga perlu menaati hukum
internasional, terutama yang berkaitan dengan hukum laut. Sementara itu,
Presiden Yudhoyono berharap tak ada konflik atau perang terbuka di
Selat Hormuz. Ini menyusahkan negara-negara lain. Negara maju perlu
memikirkan bangsa lain. Saya berharap Iran, Amerika Serikat, dan Uni
Eropa melakukan sesuatu.
Selat
Hormuz merupakan jalur perairan bagi Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA),
Qatar, Bahrain, Kesultanan Oman, Kuwait, Irak, dan Iran. Hampir setiap
10 menit satu kapal tanker melewati selat tersebut. Sekitar 40 persen
impor minyak dunia melewati selat itu, dan sekitar 90 persen ekspor
minyak negara-negara Arab teluk, Irak, dan Iran melalui jalur Selat
Hormuz. Menurut kajian sebuah lembaga energi di AS, diprediksi volume
ekspor minyak yang melalui Selat Hormuz bisa mencapai 35 juta barrel
setiap hari pada tahun 2020.
3. Keunggulan
1. Tulisannya mudah dimengerti
2. Kalimatnya cukup baku dan formal
3. Kalimatnya cukup informatif.
4. Kelemahan
1. Dalam bentuk angka, 35 juta barrel seharusnya ditulis tiga puluh lima juta per barrel.
2. Dalam bentuk persen, 40 persen seharunya ditulis 40%.
5. Saran
1. Diharapkan para pembaca bisa menyimpulkan informasi resensi ini.
2. Diharapkan
para pembaca bisa mengembangkan lagi resensi ini, baik itu dari tulisan
yang mudah dimengerti, kalimat yang dengan tata bahasa Indonesia baik
dan benar serta hurufnya yang jelas.
LAMPIRAN
BOGOR, KOMPAS.com
- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon
mengatakan agar semua hal yang tertunda terkait konflik di Selat Hormuz,
satu-satunya jalur perairan delapan negara di kawasan Teluk Persia atau
Arab, perlu segera dituntaskan dengan dialog. Selat Hormuz merupakan
kawasan yang penting bagi perdagangan internasional dan navigasi. "Semua
pihak yang terkait perlu terlibat dalam dialog yang serius," kata Ban
di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/3/2012), setelah
melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Sekjen
PBB menambahkan, semua pihak yang terkait juga perlu menaati hukum
internasional, terutama yang berkaitan dengan hukum laut.
Sementara
itu, Presiden Yudhoyono berharap tak ada konflik atau perang terbuka di
Selat Hormuz. "Ini menyusahkan negara-negara lain. Negara maju perlu
memikirkan bangsa lain. Saya berharap Iran, Amerika Serikat, dan Uni
Eropa melakukan sesuatu," katanya.
Selat
Hormuz merupakan jalur perairan bagi Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA),
Qatar, Bahrain, Kesultanan Oman, Kuwait, Irak, dan Iran. Hampir setiap
10 menit satu kapal tanker melewati selat tersebut. Sekitar 40 persen
impor minyak dunia melewati selat itu, dan sekitar 90 persen ekspor
minyak negara-negara Arab teluk, Irak, dan Iran melalui jalur Selat
Hormuz.
Menurut
kajian sebuah lembaga energi di AS, diprediksi volume ekspor minyak
yang melalui Selat Hormuz bisa mencapai 35 juta barrel setiap hari pada
tahun 2020. Ketegangan di Selat Hormuz itu dipicu oleh usulan Presiden
Perancis Nicolas Sarkozy pada Desember lalu untuk menambah sanksi
terhadap Iran, yaitu pertama, pembekuan aset-aset bank sentral Iran, dan
kedua, mengembargo ekspor minyak Iran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar