TUGAS BAHASA INDONESIA 2
MAKALAH
KONFLIK MINYAK DI SELAT HORMUZ
Oleh
Nama
: Alif Oktamulya
Kelas
: 3KA24
NPM
: 12109128
ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2012
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta
alam yang telah melimpahkan karunianya kepada kita semua, semoga aktivitas kita
sehari-hari selalu mendapat ridhoNya amien. Selanjutnya shalawat dan salam
semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi akhir zaman
yang telah membawa kita kebenaran.
Pembuataan makalah ini berdasarkan tugas
matakuliah untuk mahasiswa Sistem Informasi Universitas Gunadarma. Makalah ini ditujukan untuk Matakuliah
pengembangan softskill.
Dalam penulisan makalah ini saya ingin
mengucapkan rasa terima kasih kepada Bapak Dosen yang telah mendorong saya
hingga selesainya penyusunan makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini
bermanfaat, khususnya kepada penyusun dan umumnya kepada para pembaca.
Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini karena sangat terbatasnya kemampuan dan
pengalaman. Karena itu kritik dan saran dari teman-teman semua sangat
diharapkan.
Bekasi, 1 Juni 2012
Alif Oktamulya
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Selat Hormuz menjadi pusat perbincangan dunia
internasional karena pemerintah Iran akan mengancam menutup selat tersebut jika
negara Barat bersikeras ingin meninjau fasilitas nuklir di negara itu. Menjawab
ancaman pemerintah Iran, pemerintah AS dan NATO merespon dengan mengirim kapal
induknya ke daerah konflik tersebut.
Jika ancaman selat Hormuz benar-benar terjadi, selain akan
mengundang AS dan NATO untuk membuka paksa pemblokadean tersebut, akibat yang
akan sangat terasa bagi dunia termasuk Indonesia adalah harga minyak yang akan
membumbung tinggi. Efek sampingnya sangat besar bagi negara-negara yang
membutuhkan minyak, salah satunya jalur perdaganagan minyak di selat Hormuz.
Semua negara membutuhkan minyak untuk kebutuhan sehari-hari.
Oleh karena itu, saya berkesempatan membuat makalah ini “Konflik
Minyak Di Selat Hormuz”, selat hormuz adalah selat yang membatasi antara Iran,
Saudi Arabia, Kuwait, Irak, Oman dan Qatar.
1.2
Pembatasan Masalah
Dalam
penulisan makalah ini,
penulis mempunyai batasan masalah yaitu permasalahan yang ada di selat hormuz kemungkinan tidak bisa
diselesaikan secara diplomasi oleh PBB dan efeknya akan terjadi krisis
globalisasi yang dipengaruhi minyak mentah dunia serta perang yang
berkepanjangan yang tidak bisa diselesaikan.
1.3
Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk
memberikan informasi tentang pentingnya diplomasi di dunia International
khususnya menghentikan peperangan yang berkepanjangan dan krisis global yang
disebabkan naiknya harga minyak mentah.
BAB
II
ISI
2.1 Minyak Bumi
Minyak
Bumi (bahasa Inggris:
petroleum, dari bahasa Latin
petrus – karang dan oleum – minyak), dijuluki juga
sebagai emas hitam, adalah
cairan kental, berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang
berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak Bumi terdiri
dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon,
sebagian besar seri alkana,
tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Minyak Bumi
diambil dari sumur minyak di pertambangan-pertambangan minyak.
Lokasi sumur-sumur minyak ini
didapatkan setelah melalui proses studi geologi, analisis sedimen, karakter dan
struktur sumber, dan berbagai macam studi lainnya. Setelah itu, minyak Bumi
akan diproses di tempat pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan hasilnya
berdasarkan titik didihnya sehingga menghasilkan berbagai macam bahan
bakar, mulai dari bensin
dan minyak tanah
sampai aspal
dan berbagai reagen kimia yang dibutuhkan untuk membuat plastik
dan obat-obatan. Minyak Bumi digunakan untuk memproduksi berbagai macam barang
dan material yang dibutuhkan manusia.
2.1.1 Komposisi Minyak Bumi
Jika dilihat kasar, minyak Bumi
hanya berisi minyak mentah saja, tapi dalam penggunaan sehari-hari ternyata
juga digunakan dalam bentuk hidrokarbon padat, cair, dan gas lainnya. Pada
kondisi temperatur dan tekanan standar,
hidrokarbon yang ringan seperti metana,
etana, propana,
dan butana
berbentuk gas yang mendidih pada -161.6 °C, -88.6 °C, -42 °C,
dan -0.5 °C, berturut-turut (-258.9°, -127.5°, -43.6°, dan +31.1° F),
sedangkan karbon yang lebih tinggi, mulai dari pentana
ke atas berbentuk padatan atau cairan. Meskipun begitu, di sumber minyak di
bawah tanah, proporsi gas, cairan, dan padatan tergantung dari kondisi
permukaan dan diagram fase dari campuran minyak Bumi tersebut.
Sumur minyak
sebagian besar menghasilkan minyak mentah, dan terkadang ada juga kandungan gas
alam di dalamnya. Karena tekanan di permukaan Bumi lebih rendah daripada di
bawah tanah, beberapa gas akan keluar dalam bentuk campuran. Sumur gas
sebagian besar menghasilkan gas. Tapi, karena suhu dan tekanan di bawah tanah
lebih besar daripada suhu di permukaan, maka gas yang keluar kadang-kadang juga
mengandung hidrokarbon yang lebih besar, seperti pentana,
heksana,
dan heptana
dalam wujud gas. Di permukaan, maka gas ini akan mengkondensasi sehingga
berbentuk kondensat gas alam. Bentuk
fisik kondensat ini mirip dengan bensin.
Persentase hidrokarbon ringan di
dalam minyak mentah sangat bervariasi tergantung dari ladang minyak,
kandungan maksimalnya bisa sampai 97% dari berat kotor dan paling minimal adalah
50%.
Jenis hidrokarbon yang terdapat
pada minyak Bumi sebagian besar terdiri dari alkana, sikloalkana,
dan berbagai macam jenis hidrokarbon aromatik, ditambah dengan sebagian
kecil elemen-elemen lainnya seperti nitrogen,
oksigen
dan sulfur,
ditambah beberapa jenis logam seperti besi, nikel, tembaga,
dan vanadium.
Jumlah komposisi molekul sangatlah beragam dari minyak yang satu ke minyak yang
lain.
2.2.1
Penghasil Minyak Terbesar Di Dunia
Seiring cepatnya laju perekonomian global, harga minyak
semakin tinggi karena suplainya secara perlahan terus berkurang. Apalagi jika
ditambah dengan rencana ditutupnya selat Hormuz oleh Iran akibat konfliknya
dengan Amerika dan Uni Eropa. Seperti Iran, negara-negara penghasil minyak
terbesar di dunia sering kali mengalami gejolak politik yang tak terduga,
sehingga menyebabkan naiknya harga minyak mentah. Contoh lain seperti yang terjadi
di Libya baru-baru ini.
Supaya bisa mengerti efek dari situasi di sebuah negara
terhadap harga minyak, pertama-tama kita harus tahu berapa minyak mentah yang
dihasilkan negara tersebut. Berdasarkan data Energy Information Administration
(EIA), salah satu divisi dari Departemen Energi AS, CNBC mengutip beberapa
negara yang menghasilkan minyak mentah terbanyak di dunia. Seperti dikutip,
Jumat (26/4/2012), EIA mencatat produksi minyak global mencapai 88,76 juta
barrel. Timur Tengah memberi konttribusi tertinggi, sebesar 31%, Amerika Utara
20%, Eropa 11%, Africa, Asia dan Oceania 9%, serta Amerika Tengah dan Selatan
5%.
Yaitu dimulai dari
yang terbesar.
1. Saudi
Arabia
Produksi minyak: 11,75 juta barel per hari
Kontribusi ke dunia: 13,24%
Ekspor harian ke AS: 1,42 juta barel
Cadangan terbukti: 262,6 miliar barel
Produksi minyak: 11,75 juta barel per hari
Kontribusi ke dunia: 13,24%
Ekspor harian ke AS: 1,42 juta barel
Cadangan terbukti: 262,6 miliar barel
2. Amerika
Serikat (AS)
Produksi minyak: 10,59 juta barel per hari
Kontribusi ke dunia: 11,94%
Ekspor harian ke AS: -
Cadangan terbukti: 20,68 miliar barel
Produksi minyak: 10,59 juta barel per hari
Kontribusi ke dunia: 11,94%
Ekspor harian ke AS: -
Cadangan terbukti: 20,68 miliar barel
3. Russia
Produksi minyak: 10,3 juta barel per hari
Kontribusi ke dunia: 11,64%
Ekspor harian ke AS: 572.000 barel
Cadangan terbukti: 60 miliar barel
Produksi minyak: 10,3 juta barel per hari
Kontribusi ke dunia: 11,64%
Ekspor harian ke AS: 572.000 barel
Cadangan terbukti: 60 miliar barel
4. China
Produksi minyak: 4,19 juta barel per hari
Kontribusi ke dunia: 4,7%
Ekspor harian ke AS: 2.000 barel
Cadangan terbukti: 20,35 miliar barel
Produksi minyak: 4,19 juta barel per hari
Kontribusi ke dunia: 4,7%
Ekspor harian ke AS: 2.000 barel
Cadangan terbukti: 20,35 miliar barel
5. 5.
Iran
Produksi minyak: 4,13 juta barel per hari
Kontribusi ke dunia: 4,6%
Ekspor harian ke AS: 0
Cadangan terbukti: 137 miliar barel
Produksi minyak: 4,13 juta barel per hari
Kontribusi ke dunia: 4,6%
Ekspor harian ke AS: 0
Cadangan terbukti: 137 miliar barel
6. Kanada
Produksi minyak: 3,92 juta barel per hari
Kontribusi ke dunia: 4,4%
Ekspor harian ke AS: 3,01 juta barel
Cadangan terbukti: 175,21 miliar barel
Produksi minyak: 3,92 juta barel per hari
Kontribusi ke dunia: 4,4%
Ekspor harian ke AS: 3,01 juta barel
Cadangan terbukti: 175,21 miliar barel
7. United
Emirat Arab (UEA)
Produksi minyak: 3,23 juta barel per hari
Kontribusi ke dunia: 3,6%
Ekspor harian ke AS: 3.500 barel
Cadangan terbukti: 97,8 miliar barel
Produksi minyak: 3,23 juta barel per hari
Kontribusi ke dunia: 3,6%
Ekspor harian ke AS: 3.500 barel
Cadangan terbukti: 97,8 miliar barel
8. Meksiko
Produksi minyak: 2,95 juta barel per
hari
Kontribusi ke dunia: 3,3%
Ekspor harian ke AS: 1,11 juta barel
Cadangan terbukti: 10,42 miliar barel
Kontribusi ke dunia: 3,3%
Ekspor harian ke AS: 1,11 juta barel
Cadangan terbukti: 10,42 miliar barel
9. Brazil
Produksi minyak: 2,8 juta barel per hari
Kontribusi ke dunia: 3,15%
Ekspor harian ke AS: 321.000 barel
Cadangan terbukti: 12,86 miliar barel
Produksi minyak: 2,8 juta barel per hari
Kontribusi ke dunia: 3,15%
Ekspor harian ke AS: 321.000 barel
Cadangan terbukti: 12,86 miliar barel
10. Kuwait
Produksi minyak: 2,75 juta barel per hari
Kontribusi ke dunia: 3,1%
Ekspor harian ke AS: 352.000 barel
Cadangan terbukti: 104 miliar barel
Produksi minyak: 2,75 juta barel per hari
Kontribusi ke dunia: 3,1%
Ekspor harian ke AS: 352.000 barel
Cadangan terbukti: 104 miliar barel
2.2 Embargo
Minyak Iran
Menteri Keuangan Iran, Shamseddin Hosseini, menilai sanksi embargo
minyak mentah yang dijatuhkan Uni Eropa kepada negaranya, tak ubahnya senjata
makan tuan. Menurutnya, sanksi itu akan lebih menyengsarakan Uni Eropa sebagai
negara-negara pengimpor, dibandingkan terhadap negaranya. Pasalnya embargo
diprediksi akan menyulut melambungnya harga minyak mentah hingga 160 US Dollar
per barel.
Harga minyak dunia diketahui
sempat mencapai puncaknya pada 110 US Dollar per barel, selama sanksi embargo minyak mentah Uni Eropa
terhadap Iran. Embargo itu sendiri,
merupakan sanksi yang dijatuhkan negara-negara Barat, kepada Iran, terkait
program pengayaan uranium Teheran, yang mereka tuding mengarah kepada pembuatan
senjata nuklir. Terkait hal tersebut,
Shaseddin, menyiratkan bahwa pihaknya bersedia berdialog, untuk mencari solusi
terbaik terkait polemik pengembangan nuklirnya.
Dialog tengah berlangsung, namun
kami tidak bisa menerima standar ganda, dan hegemoni. Jika prinsip-prinsip ini dapat
dipahami dan diterapkan dengan saling menghormati, saya pikir semua ini akan
mencapai kemajuan. Jika tidak, kita semua akan
menyaksikan kenaikan harga minyak di pasar internasional. Selama ini Iran,
termasuk kedalam lima besar negara penghasil minyak bumi terbesar di dunia,
dengan total produksi 4,13 juta barel per hari, dan menyumbang 4,6 persen minyak di pasar internasional.
2.3 Peran
PBB
Perserikatan
Bangsa-Bangsa atau biasa disingkat PBB (bahasa Inggris:
United Nations atau disingkat
UN) adalah sebuah organisasi
internasional yang anggotanya hampir seluruh negara di dunia. Lembaga ini
dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum internasional, pengamanan
internasional, lembaga ekonomi, dan perlindungan sosial.Perserikatan
Bangsa-bangsa didirikan di San Francisco pada 24 Oktober
1945 setelah Konferensi Dumbarton Oaks di Washington, DC,
namun Sidang Umum yang pertama - dihadiri wakil dari
51 negara - baru berlangsung pada 10 Januari
1946 (di Church House,
London).
Dari 1919
hingga 1946,
terdapat sebuah organisasi yang mirip, bernama Liga Bangsa-Bangsa, yang bisa dianggap sebagai
pendahulu PBB.
Sejak didirikan pada tahun 1945
hingga 2011, sudah ada 193 negara yang bergabung menjadi anggota PBB, termasuk
semua negara yang menyatakan kemerdekaannya masing-masing dan diakui
kedaulatannya secara internasional, kecuali Vatikan.
Selain negara anggota, beberapa organisasi internasional dan organisasi
antar-negara mendapat tempat sebagai pengamat permanen yang mempunyai kantor di
Markas Besar PBB, dan ada juga yang hanya berstatus sebagai pengamat. Palestina
dan Vatikan
adalah negara bukan anggota (non-member states) dan termasuk pengamat
permanen (Tahta Suci mempunyai wakil permanen di PBB, sedangkan Palestina
mempunyai kantor permanen di PBB).
Sekretaris Jenderal PBB saat ini adalah Ban Ki-moon
asal Korea Selatan
yang menjabat sejak 1 Januari 2007
, menggantikan Sekretaris Jendral terdahulu, yaitu Kofi Annan
dari Ghana.
Organisasi ini memiliki enam organ utama: Majelis Umum (majelis musyawarah
utama),Dewan Keamanan (untuk
memutuskan resolusi tertentu untuk perdamaian dan keamanan),Dewan Ekonomi dan
Sosial (untuk membantu dalam mempromosikan kerjasama ekonomi, sosial
internasional dan pembangunan), Sekretariat (untuk
menyediakan studi, informasi dan fasilitas yang diperlukan oleh PBB), Mahkamah Internasional (organ peradilan
primer), Dewan Perwalian (yang saat
ini tidak aktif). Instansi Sistem PBB lainnya yang menonjol termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Program Pangan Dunia (WFP) dan Dana Anak-anak Perserikatan
Bangsa-Bangsa (UNICEF). Tokoh masyrakat PBB yang paling terkenal
mungkin adalah Sekretaris Jenderal PBB, saat ini Ban Ki-moon
dari Korea Selatan,
yang mengambil jabatan itu pada tahun 2007, menggantikan Kofi Annan.
Organisasi ini didanai dari sumbangan yang ditaksir dan sukarela dari
negara-negara anggotanya, dan memiliki enam bahasa resmi: Arab, Cina, Inggris,
Perancis,
Rusia,
dan Spanyol
2.3.1 Peran
Sekretaris Jendral
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris Jenderal PBB, yang bertindak sebagai juru bicara de facto dan pemimpin PBB. Sekretaris Jenderal saat ini Ban Ki-moon, yang mengambil alih dari Kofi Annan pada tahun 2007 dan akan memenuhi syarat untuk pengangkatan kembali ketika masa jabatan pertamanya berakhir pada tahun 2011. Dibayangkan oleh Franklin D. Roosevelt sebagai moderator dunia, posisi ini ditetapkan dalam Piagam PBB sebagai kepala pegawai administrasi organisasi, tetapi Piagam juga menyatakan bahwa Sekretaris Jenderal dapat membawa ke perhatian Dewan Keamanan setiap masalah yang menurut pendapatnya dapat mengancam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional, memberikan ruang lingkup yang lebih besar untuk posisi aksi di panggung dunia. Posisi ini telah berkembang menjadi peran ganda dari administrator organisasi PBB, dan seorang diplomat dan mediator menangani yang sengketa antara negara-negara anggota dan menemukan konsensus dalam menangani isu-isu global.
Sekretaris Jenderal diangkat oleh
Majelis Umum, setelah direkomendasikan oleh Dewan Keamanan, setiap anggota yang
dapat memveto, dan Majelis Umum secara teoritis dapat mengabaikan rekomendasi
Dewan Keamanan jika suara mayoritas tidak tercapai, meskipun smapai sekarang
hal ini tidak terjadi. Pada 1996, Dewan Keamanan mengadopsi seperangkat pedoman
untuk proses seleksi yang dicetuskan oleh Duta Permanen Indonesia untuk PBB
pada waktu itu, Nugroho Wisnumurti. Pedoman Wisnumurti (Wisnumurti
Guidelines) telah mempengaruhi proses seleksi, termasuk penggunaan surat
suara berkode warna untuk memilih kandidat. Tidak ada kriteria khusus untuk
jabatan tersebut, tetapi selama bertahun-tahun, telah diterima bahwa jabatan
itu bisa dijabat untuk jangka satu atau dua dari lima tahun, dan akan diangkat
pada dasar rotasi geografis, dan bahwa Sekretaris-Jenderal tidak berasal dari
salah satu lima negara anggota tetap Dewan Keamanan
2.3.2 Peran
Ban Ki-moon Terhadap Iran Selat Hormuz
Ban Ki-moon mengatakan agar semua hal yang tertunda terkait
konflik di Selat Hormuz, satu-satunya jalur perairan delapan negara di kawasan
Teluk Persia atau Arab, perlu segera dituntaskan dengan dialog. Selat
Hormuz merupakan kawasan yang penting bagi perdagangan internasional dan
navigasi. Semua pihak yang terkait perlu terlibat dalam dialog yang serius.
Selat Hormuz merupakan jalur perairan bagi Arab Saudi, Uni
Emirat Arab (UEA), Qatar, Bahrain, Kesultanan Oman, Kuwait, Irak, dan Iran.
Hampir setiap 10 menit satu kapal tanker melewati selat tersebut. Sekitar 40
persen impor minyak dunia melewati selat itu, dan sekitar 90 persen ekspor
minyak negara-negara Arab teluk, Irak, dan Iran melalui jalur Selat Hormuz.
Menurut kajian sebuah lembaga energi di AS, diprediksi volume ekspor minyak
yang melalui Selat Hormuz bisa mencapai 35 juta barrel setiap hari pada tahun
2020.
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Seharunya PBB bisa mendinginkan
permasalahan yang ada di selat hormuz karena pengaruhnya pada perekonomian
global dunia seandainya selat hormuz ditutup dengan perantara perdagangan
minyak dan lebih parahnya lagi terjadi Perang Dunia III. PPB sekarang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal PBB, yang bertindak sebagai
juru bicara de facto dan pemimpin PBB. Minyak sendiri pengaruhnya sangat
signifikan terhadap industri di dunia oleh sebab itu PBB seharusnya mempunyai
peran terhadap perdamaian selat hormuz.
3.2
SARAN
1.
Diharapkan para pembaca punya rasa ingin tahu tentang
Dunia International khususnya jalur Diplomasi persahabatan berbagai negara.
2.
Diharapkan para pembaca tidak bosen-bosennya mencari
tahu tentang informasi Dunia International khususnya jalur Diplomasi
persahabatan berbagai negara.
3.
Diharapkan para pembaca bisa menyimpulkan informasi
makalah ini.
4.
Diharapkan para pembaca bisa mengembangkan lagi
makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
http://ibrahimfundamental.blogspot.com/2012/06/konflik-minyak-di-selat-hormuz.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar