Selamat Datang Di Blog Saya

Selasa, 17 Januari 2012

JUMLAH WANITA SEDIKIT BIKIN PRIA JADI BOROS DAN BANYAK HUTANG


Jakarta, Perbandingan jenis kelamin yang tidak seimbang ternyata bisa mempengaruhi ekonomi suatu daerah. Jumlah perempuan yang lebih sedikit akan mendorong laki-laki sulit menahan diri, sedikit menabung, dan lebih banyak berhutang.

"Kita melihat pada hewan, ketika jumlah perempuan sedikit, laki-laki menjadi lebih kompetitif. Mereka bersaing untuk mendapatkan pasangan. Apa yang kami temukan secara lintas budaya adalah bahwa laki-laki sering berusaha mendapatkan pasangan lewat uang, status, dan produk-produk," Kata peneliti, Vladas Griskevicius, asisten profesor pemasaran di Carlson School.

Untuk menguji teori bahwa perbandingan jenis kelamin mempengaruhi keputusan ekonomi, para peneliti dari University of Minnesota Carlson School of Management meminta para peserta penelitian membaca artikel berita yang menjelaskan bahwa di daerahnya jumlah laki-laki atau perempuan lebih banyak.

Mereka kemudian diminta mengatakan berapa banyak uang dari gaji yang akan ditabung setiap bulan, serta berapa banyak mereka akan berhutang dengan kartu kredit untuk berbelanja. Ketika dituntun untuk mempercayai bahwa jumlah perempuan lebih sedikit, tingkat menabung pada laki-laki menurun sebesar 42%. Laki-laki juga bersedia meminjam uang 84% lebih banyak setiap bulannya.

Dalam penelitian lain, peserta melihat susunan foto laki-laki dan perempuan di mana jumlah foto laki-laki lebih banyak, perempuan lebih banyak, dan sama banyaknya. Setelah melihat foto-foto tersebut, peserta diminta memilih antara menerima sejumlah uang besok atau mendapat jumlah yang lebih besar dalam satu bulan. Ketika jumlah foto perempuan sedikit, laki-laki jauh lebih mungkin untuk segera memilih mendapat 20 US$ (sekitar Rp 18.000) besok daripada menunggu uang sebesar $ 30 (sekitar Rp 27.000) dalam satu bulan.

Menurut Griskevicius, peserta menyadari bahwa perbandingan jenis kelamin berpengaruh pada perilakunya. Hanya dengan melihat jumlah laki-laki yang lebih banyak dari perempuan secara otomatis membuat laki-laki lebih sulit menahan diri dan kurang menabung, namun lebih banyak berhutang agar dapat membeli barang secara langsung.

"Ekonomi memberitahu kita bahwa manusia seharusnya membuat keputusan dengan hati-hati dan memikirkan pilihan-pilihannya, tidak seperti hewan. Tapi ternyata manusia memiliki banyak kesamaan dengan hewan Beberapa perilaku manusia jauh lebih spontan dan tidak disadari. Kami melihat bahwa jumlah laki-laki yang lebih banyak dari perempuan dalam lingkungan secara otomatis mengubah keinginan dan perilaku manusia," kata Griskevicius

Sebaliknya bagi perempuan, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology ini menemukan bahwa perbandingan jenis kelamin tidak mempengaruhi perempuan. Perempuan memiliki gambaran bahwa memang laki-laki lah yang harus menghabiskan uangnya saat pacaran.

Setelah membaca artikel yang memberitahukan kepada perempuan bahwa jumlah laki-laki lebih banyak daripada perempuan, perempuan mengharapkan laki-laki lebih banyak menghabiskan uang untuk berkencan, makan malam, hadiah Valentine, dan cincin pertunangan.

"Ketika ada kelangkaan jumlah perempuan, perempuan merasa laki-laki harus lebih terdorong untuk merayu mereka. Dalam lingkungan yang sangat dipengaruhi bias terhadap laki-laki, laki-laki juga diharapkan menghabiskan lebih banyak uang dalam upayanya untuk kawin," tambah Griskevicius seperti dilansirHealth24.com, Selasa (17/1/2012).

Selain melakukan percobaan laboratorium, para peneliti juga mengkaji data arsip dan menghitung perbandingan jenis kelamin pada lebih dari 120 kota di AS. Konsisten dengan hipotesisnya, daerah di mana jumlah laki-laki lajangnya lebih banyak memiliki kartu kredit lebih banyak dan memiliki tingkat hutang yang lebih besar.

Salah satu contoh mencolok ditemukan pada dua daerah yang terpisah sejauh 160 km. Di Columbus, Georgia, perbandingan laki-laki lajang dengan perempuan lajang adalah 1 : 1,18, dan rata-rata setiap orang berhutang sebesar $ 3.479 (sekitar Rp 31 juta) lebih tinggi daripada di Macon, Georgia, di mana perbandingan laki-laki dengan perempuan sebesar 1 : 0,78.

Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa hanya dengan melihat seorang perempuan yang menarik dalam iklan akan membuat laki-laki lebih agresif atau lebih konsumtif. Griskevicius mengatakan bahwa efek perbandingan jenis kelamin lebih kuat dibandingkan iklan dan segala macam pengaruh perilaku lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar