Selamat Datang Di Blog Saya

Rabu, 20 Juni 2012

Ban Ki-moon: Tuntaskan Konflik Selat Hormuz

TUGAS BAHASA INDONESIA 2
RESENSI



Nama: Alif Oktamulya

Kelas: 3KA24

NPM: 12109128
















ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2012


1.     Data Publikasi
a.       Judul Tulisan               : Ban Ki-moon: Tuntaskan Konflik Selat Hormuz
b.      Nama penulis              : I Made Asdhiana
c.       Penerbit                               : http://internasional.kompas.com/read/2012/03/20/19501921/ Ban.Ki-moon.Tuntaskan.Konflik.Selat.Hormuz
d.      No. Tanggal penerbit  : 20 Maret 2012
e.       No. Halaman               : -
f.       Tema                           : Pemahasan Selat Hormuz


2.     Ringkasan
Ban Ki-moon mengatakan agar semua hal yang tertunda terkait konflik di Selat Hormuz, satu-satunya jalur perairan delapan negara di kawasan Teluk Persia atau Arab, perlu segera dituntaskan dengan dialog. Selat Hormuz merupakan kawasan yang penting bagi perdagangan internasional dan navigasi. Semua pihak yang terkait perlu terlibat dalam dialog yang serius.
Sekjen PBB menambahkan, semua pihak yang terkait juga perlu menaati hukum internasional, terutama yang berkaitan dengan hukum laut. Sementara itu, Presiden Yudhoyono berharap tak ada konflik atau perang terbuka di Selat Hormuz. Ini menyusahkan negara-negara lain. Negara maju perlu memikirkan bangsa lain. Saya berharap Iran, Amerika Serikat, dan Uni Eropa melakukan sesuatu.
Selat Hormuz merupakan jalur perairan bagi Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Bahrain, Kesultanan Oman, Kuwait, Irak, dan Iran. Hampir setiap 10 menit satu kapal tanker melewati selat tersebut. Sekitar 40 persen impor minyak dunia melewati selat itu, dan sekitar 90 persen ekspor minyak negara-negara Arab teluk, Irak, dan Iran melalui jalur Selat Hormuz. Menurut kajian sebuah lembaga energi di AS, diprediksi volume ekspor minyak yang melalui Selat Hormuz bisa mencapai 35 juta barrel setiap hari pada tahun 2020.


3.     Keunggulan
1.      Tulisannya mudah dimengerti
2.      Kalimatnya cukup baku dan formal
3.      Kalimatnya cukup informatif.


4.     Kelemahan
1.      Dalam bentuk angka, 35 juta barrel seharusnya ditulis tiga puluh lima juta per barrel.
2.      Dalam bentuk persen, 40 persen seharunya ditulis 40%.


5.     Saran
1.      Diharapkan para pembaca bisa menyimpulkan informasi resensi ini.
2.      Diharapkan para pembaca bisa mengembangkan lagi resensi ini, baik itu dari tulisan yang mudah dimengerti, kalimat yang dengan tata bahasa Indonesia baik dan benar serta hurufnya yang jelas.


LAMPIRAN

BOGOR, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon mengatakan agar semua hal yang tertunda terkait konflik di Selat Hormuz, satu-satunya jalur perairan delapan negara di kawasan Teluk Persia atau Arab, perlu segera dituntaskan dengan dialog. Selat Hormuz merupakan kawasan yang penting bagi perdagangan internasional dan navigasi. "Semua pihak yang terkait perlu terlibat dalam dialog yang serius," kata Ban di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/3/2012), setelah melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Sekjen PBB menambahkan, semua pihak yang terkait juga perlu menaati hukum internasional, terutama yang berkaitan dengan hukum laut.
Sementara itu, Presiden Yudhoyono berharap tak ada konflik atau perang terbuka di Selat Hormuz. "Ini menyusahkan negara-negara lain. Negara maju perlu memikirkan bangsa lain. Saya berharap Iran, Amerika Serikat, dan Uni Eropa melakukan sesuatu," katanya.
Selat Hormuz merupakan jalur perairan bagi Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Bahrain, Kesultanan Oman, Kuwait, Irak, dan Iran. Hampir setiap 10 menit satu kapal tanker melewati selat tersebut. Sekitar 40 persen impor minyak dunia melewati selat itu, dan sekitar 90 persen ekspor minyak negara-negara Arab teluk, Irak, dan Iran melalui jalur Selat Hormuz.
Menurut kajian sebuah lembaga energi di AS, diprediksi volume ekspor minyak yang melalui Selat Hormuz bisa mencapai 35 juta barrel setiap hari pada tahun 2020. Ketegangan di Selat Hormuz itu dipicu oleh usulan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy pada Desember lalu untuk menambah sanksi terhadap Iran, yaitu pertama, pembekuan aset-aset bank sentral Iran, dan kedua, mengembargo ekspor minyak Iran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar