Selamat Datang Di Blog Saya

Sabtu, 27 November 2010

600.000 PEROKOK PASIF TERBUNUH TIAP TAHUN

Sangat ironis nasib perokok pasif yang juga ikut menghirup dan merasakan efek negatif dari asap rokok si perokok aktif. WHO menyatakan ada sekitar 600.000 perokok pasif yang meninggal setiap tahunnya.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa perokok pasif turut menyumbang 1 persen jumlah kematian global di seluruh dunia. Jumlah ini berarti ada sekitar 600.000 perokok pasif yang meninggal setiap tahun akibat kebiasaan merokok orang lain.

Dalam studi pertama yang menilai dampak global perokok pasif, tim ahli WHO menemukan bahwa anak-anak merupakan korban terbanyak yang terpapar asap rokok sekunder, dan sekitar 165.000 anak meninggal tiap tahunnya karena asap rokok.

"Dua pertiga kematian terjadi di Afrika dan Asia Selatan," ujar tim peneliti yang dipimpin Annette Pruss-Ustun dari WHO, di Geneva, dilansir Reuters, Jumat (26/11/2010).

Menurut Pruss-Ustun, paparan bagi perokok pasif paling banyak terjadi di rumah. Dan penyakit menular dan efek tembakau tampaknya merupakan kombinasi yang mematikan bagi anak-anak.

Kematian akibat asap rokok sekunder pada anak-anak cenderung banyak terjadi di negara-negara miskin dan menengah, sedangkan kematian pada orang dewasa tersebar di negara-negara dengan semua tingkat pendapatan.

Dari data WHO, ada sekitar 40 anak-anak, 35 wanita non-perokok dan 33 persen laki-laki non-perokok yang terpapar asap rokok dan menjadi perokok pasif pada tahun 2004.

Paparan ini diperkirakan telah menyebabkan 379.000 kematian akibat penyakit jantung, 165.000 akibat infeksi saluran pernapasan, 36.900 karena asma dan 21.400 karena kanker paru-paru.

"Dan untuk dampak secara keseluruhan, kematian akibat rokok bertambah menjadi 5,1 juta kematian per tahun karena penggunaan tembakau aktif," tambah Pruss-Ustun.

Pruss-Ustun mendesak negara-negara untuk menegakkan WHO Framework Convention on Tobacco Control (FCTC), agar bisa menerapkan langkah-langkah seperti meningkatkan pajak tembakau yang lebih tinggi, kemasan rokok polos dan larangan iklan rokok.

"Pembuat kebijakan di setiap negara harus ingat bahwa menegakkan hukum bebas asap rokok akan secara substansial mengurangi jumlah kematian yang disebabkan paparan asap rokok sekunder dalam tahun pertama pelaksanaannya, dengan disertai penurunan biaya pengobatan penyakit di sistem sosial dan kesehatan," kata Pruss-Ustun.

Perokok pasif biasanya menghirup asap yang berasal dari pembakaran rokok dan juga asap yang dikeluarkan oleh seorang perokok aktif. Menjadi perokok pasif sebenarnya tanpa disadari telah membuat seseoran menjadi perokok. Biasanya perokok pasif ini berada di rumah, mobil, tempat kerja dan tempat-tempat umum lainnya seperti bar.

Untuk melihat seberapa besar perokok pasif terpapar asap rokok dapat diuji dengan mengukur kadar nikotin, cotinine dan karbon monoksida dalam darah, air liur atau urinnya. Cotinine ini adalah suatu hasil produk metabolisme nikotin dalam tubuh.

Didapatkan lebih dari 4.000 zat kimia yang terdapat dalam asap rokok. Sedikitnya 250 zat berbahaya dan 50 diantaranya menyebabkan kanker terkandung dalam sebatang rokok.

Zat kimia tersebut seperti arsenik (logam berat beracun), benzene (bahan kimia dalam bensin), beryllium (logam beracun), kadmium (logam yang digunakan untuk baterai), etilen oksida (bahan kimia untuk mensterilkan alat medis), vinil klorida (zat toksik untuk membuat plastik) dan zat lainnya.

Dilansir dari National Cancer Institute, Jumat (11/12/2009), badan internasional untuk penelitian kanker (IARC) telah mengklasifikasikan asap rokok pada manusia sebagai karsinogen (zat penyebab kanker). Karenanya orang yang tidak merokok tapi sering menghirup asap rokok juga memiliki kemungkinan terkena kanker paru.

APA SI KANDUNGAN DARI KRIM ANTI PENUAAN

Bagi sebagian perempuan mungkin sudah akrab dengan penggunaan krim anti penuaan. Tapi beberapa diantaranya mungkin tidak tahu apa saja kandungan dari krim yang digunakan. Ini dia kandungan utama dari krim anti penuaan.

Kandungan atau bahan yang terdapat di dalam krim anti penuaan berguna untuk memudarkan kulit di wajah dan membuat kulit terlihat lebih muda. Diantara sekian banyak kandungan, bahan terpentingnya adalah antioksidan seperti vitamin E dan vitamin C, vitamin A serta asam glikolat.

Vitamin E
Vitamin E diketahui mampu menyembuhkan luka terbakar karena sinar matahari, radang dan kerusakan lainnya yang terjadi di kulit. Vitamin ini juga dapat melindungi kulit dari radikal bebas yang menyerang sel-sel serta meningkatkan efektivitas antioksidan lainnya seperti vitamin C. Kandungan yang paling sering tercantum di label produk adalah tokoferol.

Vitamin C
Kandungan yang tak kalah pentingnya adalah vitamin C, karena dapat membantu pembentukan kolagen baru, menghaluskan kulit, menghentikan atau memudarkan kerusakan akibat sinar matahari seperti bintik-bintik cokelat, sehingga kulit terlihat lebih muda.

Kandungan yang tertulis di label produk biasanya asam L-askorbat, tapi ia memiliki masa penggunaan yang terbatas yaitu hanya selama 6 bulan saja. Karenanya para ahli menyarankan untuk menjaga krim agar benar-benar tertutup rapat, sehingga efektivitas vitamin ini tidak berkurang ketika terkena udara.

Vitamin A
Vitamin A biasanya disebut sebagai retinol, merupakan agen pengelupasan yang dapat memicu peroduksi kolagen sehingga kulit menjadi halus dan lebih kencang. Namun biasanya akan membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar ultraviolet (biasanya digunakan untuk krim malam), dan penggunaannya harus hati-hati karena kadang dapat menyebabkan iritasi.

Asam glikolat
Komponen yang satu ini biasa disebut dengan 'bahan super'. Karena bahan ini dapat berfungsi sebagai:

  1. Menghilangkan lapisan atas kulit mati dan merangsang pertumbuhan sel baru
  2. Peptida yang membantu produksi kolagen
  3. Idebenone yaitu antioksidan yang dapat melawan radikal bebas secara agresif
  4. Niacinamida yang merupakan turunan dari bitamin B3 dan berfungsi membantu menghasilkan sel-sel kulit baru, mengurangi peradangan serta memudarkan titik-titik penuaan
  5. Tabir surya yang akan menghambat sinar ultraviolet berbahaya.

"Saat ini banyak serum dan krim anti penuaan yang telah dikembangkan untuk bisa mencapai kondisi tersebut melalui kulit," ujar Dr Yosua Zeichner, direktur penelitian kosmetik dan klinik di departemen dermatologi Mount Sinai Medical Center, seperti dikutip dari AOLHealth, Jumat (26/11/2010).

DARI DOT SUSU HINGGA KONDOM YANG BIKIN ALERGI

 Bahan karet jenis lateks digunakan untuk banyak produk mulai dari dot susu, balon mainan sampai kondom. Tetapi sayangnya, bahan lateks ini justru paling sering memicu alergi meski kadang orang bingung darimana sumber alerginya.

Produk berbahan lateks yang paling sering memicu alergi adalah kondom karena banyak yang menggunakan. Alat-alat kesehatan juga mengandung lateks dan bisa memicu alergi namun tidak terlalu diperhatikan karena hanya dipakai di kalangan tertentu.

Lateks merupakan bahan yang dibuat dari getah karet (Hevea brasiliensis) yang memiliki sifat elastis, kuat dan tahan lama. Karena sifatnya yang demikian, bahan ini banyak digunakan untuk membuat kondom dan berbagai alat kesehatan dan kebutuhan rumah tangga.

Dikutip dari Betterhealth, Jumat (26/11/2010), beberapa produk yang mengandung lateks selain kondom yang memicu alergi adalah:

  1. Balon mainan
  2. Gelang karet
  3. Sol sepatu
  4. Sarung tangan medis
  5. Diafragma untuk kontrasepsi
  6. Kateter dan selang stetoskop
  7. Dental dam untuk isolasi gigi
  8. Dot susu untuk bayi

Meski kuat dan tahan lama, bahan ini mengandung sejumlah protein yang bisa menyebabkan reaksi alergi pada sebagian orang yang sensitif terhadapnya. Bahan-bahan yang ditambahkan dalam proses poduksi seperti mercapto-benzothiazole juga dapat menyebabkan alergi.

Secara umum 1 hingga 6 persen pengguna bahan lateks mengalami alergi terhadap bahan ini, sebagian besar karena kondom. Sementara di kalangan tenaga kesehatan, alergi dialami oleh 10 persen pengguna peralatan medis berbahan lateks.

Jenis reaksi alerginya ada bermacam-macam misalnya iritasi dan gatal pada kulit. Pada individu yang sangat sensitif, reaksi alergi bisa berupa sesak napas dan bahkan disertai penurunan tekanan darah secara drastis yang memicu syok anafilaksis.

Fakta lain yang menarik untuk diketahui adalah, hampir 50 persen individu yang memiliki alergi terhadap lateks juga memiliki alergi terhadap buah-buahan seperti alpukat, pisang, kiwi, plum, stroberi dan tomat. Jenis buah-buahan ini mengandung protein yang sama dengan getah karet untuk membuat lateks.

Karena tidak ada obat untuk menyembuhkannya, alergi lateks hanya bisa dicegah dengan menghindari pemicunya dan menggantinya dengan produk berbahan karet sintetis. Produk-produk kesehatan seperti kondom, diafragma dan sarung tangan yang bebas lateks mudah ditemukan di apotek dan instalasi farmasi rumah sakit.

HIV JANGAN DITUTUP TUTUPIN

 Penyakit HIV (human imunodeficiecy viruses) sebenarnya bisa dicegah jika orang mengetahui bagaimana cara penularannya. Karena itu informasi HIV sebaiknya jangan lagi ditutup-tutupi yang malah akan menambah korban yang berjatuhan.

Dibutuhkan penyebaran informasi yang benar tentang HIV. Salah satu yang palaing efektif adalah melalui media massa yang dapat menjangkau banyak khalayak sehingga mempermudah upaya pencegahannya.

Media dituntut untuk memberikan informasi yang jelas karena bila informasinya tidak akurat, media justru bisa menyesatkan.

Indikasi kurangnya informasi terungkap dalam penelitian yang dilakukan IBBS di berbagai kota di Indonesia pada tahun 2009. Meski 90-100 persen remaja pernah mendengar informasi tentang HIV, hanya kurang dari 40 persen yang benar-benar punya wawasan yang komprehensif.

Penelitian yang dilakukan terhadap kelompok remaja usia SLTA ini juga mengungkap bahwa pengetahuan tentang cara pencegahan HIV hanya dimiliki oleh kurang dari 3 persen responden. Padahal sebenarnya 40-50 persen tahu cara penularannya.

Data ini cukup memprihatinkan jika melihat pertumbuhan penderita HIV di Indonesia yang masih cukup tinggi. Hingga tahun 2008, tingkat pertumbuhannya masih tercatat 2,7 juta kasus/tahun.

Dirjen Pendidikan Nonformal dan Informal Kemendiknas, Hamid Muhammad menilai laju penyebaran HIV bisa dihambat dengan pemberian informasi yang benar. Di antaranya mengenai apa saja yang harus dihindari agar tidak tertular.

"Semakin ditutup-tutupi, semakin lemah upaya pencegahan yang bisa kita lakukan," kata Hamid saat membuka workshop jurnalistik - peliputan dan penulisan AIDS 2010 di Gedung Kemendiknas, Jakarta, Jumat (26/11/2010).

Media massa bisa diandalkan dalam penyampaian informasi yang benar karena bisa menjangkau banyak kalangan. Ia menilai media massa punya tanggung jawab untuk membangkitkan kesadaran atau public awareness tentang HIV.

Namun ia berpesan, media harus memberikan informasi yang akurat, tidak diskriminatif dan bisa membangkitkan semangat para penderita. Informasi yang bias dan cenderung menghakimi hanya akan meresahkan dan tidak bermanfaat.

Tahun 2010 ini, Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) menjadi tuan rumah peringatan hari AIDS sedunia yang jatuh setiap tanggal 1 Desember. Tujuan acara peringatan kali ini antara lain membangkitkan kesadaran akan bahaya HIV/AIDS.

Penularan HIV

Ketika seseorang terinfeksi maka gejala awal yang muncul terkadang mirip dengan flu atau infeksi virus sedang.
Gejala dan tanda awal dari HIV termasuk demam, sakit kepala, kelelahan, mual, diare dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak atau pangkal paha.

Pusat pengendalian penyakit (Center for Disease Control/CDC) mengungkapkan ada beberapa gejala yang menunjukkan stadium lanjut dari HIV yaitu:

  1. Kehilangan berat badan dengan cepat tanpa adanya alasan
  2. Batuk kering
  3. Demam berulang atau berkeringat saat malam hari
  4. Kelelahan
  5. Diare yang lebih dari seminggu
  6. Kehilangan memori
  7. Depresi dan juga gangguan saraf lainnya.

HIV disebabkan kebanyakan karena perilaku gonta ganti pasangan seks tanpa menggunakan kondom atau orang-orang yang memakai narkoba karena gantian menggunakan jarum suntik.

HIV menular melalui:

  1. Hubungan kelamin dan hubungan seks oral atau melalui anus
  2. Transfusi darah
  3. Penggunaan bersama jarum terkontaminasi melalui injeksi obat dan dalam perawatan kesehatan
  4. Antara ibu dan bayinya selama masa hamil, kelahiran dan masa menyusui.

ORANG MENIKAH LEBIH GAMPANG DAPAT DONOR GINJAL

Orang yang menikah tampaknya dapat merasakan lebih banyak manfaat kesehatan secara keseluruhan. Bahkan, orang dengan status menikah lebih mudah mendapatkan donor untuk cangkok ginjal.

Untuk mengetahui apakah pernikahan terkait dengan kemungkinan menerima organ ginjal baru, sebuah studi mempelajari informasi yang dikumpulkan dalam database gagal ginjal nasional AS, berfokus pada 3.650 orang termasuk tentang status pernikahan.

Peneliti mengatakan orang yang mengalami gagal ginjal dengan status menikah atau bercerai 50 persen lebih banyak ditempatkan dalam daftar tunggu donor ginjal, dibandingkan dengan orang yang berstatus lajang.

Orang dengan status menikah juga 28 persen lebih mungkin menerima donor organ lain, relatif terhadap orang dengan status lajang di daftar tunggu.

"Temuan ini masuk akal, karena mereka yang sudah menikah cenderung lebih banyak mendapat dukungan," jelas Dr Laura Taylor dari Johns Hopkins University School of Nursing, seperti dilansir Reuters, Jumat (26/11/2010).

Dr Taylor mengatakan bahwa jaringan sosial memainkan peranan penting disini. Bahkan, orang yang sudah bercerai pun mungkin masih dekat dengan mantan pasangan atau teman-teman pasangannya ketika masih menikah.

"Jelas kita tidak menyarankan orang untuk menikah bila memerlukan transplantasi ginjal. Namun, orang yang belum menikah dapat mencoba untuk memastikan dan menerima arahan dengan cepat, sehingga mendapat dukungan psikososial dan pendidikan tentang kesehatan yang baik," jelas Dr Muhammad Khattak dari Beth Israel Deaconess Medical Center dan Harvard Medical School.

Ini bukan studi pertama yang menunjukkan bahwa pernikahan berdampak pada kesehatan yang lebih baik. Secara historis, studi telah menemukan bahwa orang menikah cenderung lebih sehat daripada orang yang berstatus lajang.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki pasangan cenderung hidup lebih lama, kurang tertekan dan lebih sedikit menderita penyakit jantung.

Dan bila mengalami gagal ginjal dan harus mulai dialisis atau menerima transplantasi ginjal, pasien menikah juga cenderung mendapatkan tarif yang lebih baik ketimbang pasien lajang.

PERINGKAT KOTA SEHAT DI INDONESIA

Kementerian Kesehatan kini memiliki data tentang kota dengan peringkat kesehatan tertinggi dan terburuk di Indonesia. Apa saja kota-kota yang paling sehat dan paling buruk?

Untuk memeringkat kota tersehat dan terburuk ini, Kementerian Kesehatan membuat 24 indikator kesehatan yang digunakan untuk menilai Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) di tiap kota dan kabupaten.

Dengan menggunakan data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2007-2008, penilaian kota sehat kali ini menggunakan rumusan IPKM yang baru ada tahun 2010.

Sebelumnya data kesehatan masih bersifat menyeluruh dan belum ada data rinci tiap kota dan kabupaten. Dengan adanya IPKM ini memudahkan pemerintah pusat untuk mengalokasikan dana kesehatan tiap kota atau kabupaten berdasarkan peringkat kesehatannya.

"Semakin jelek peringkat kesehatan kotanya, maka dana yang diberikan akan semakin besar," kata Dr dr Trihono, M,Sc., Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemkes RI, dalam acara temu media di Gedung Kemkes, Jakarta, Jumat (26/11/2010).

Menurut Dr Trihono, penetapan peringkat kota dan kabupaten sehat ini akan dijadikan bahan untuk advokasi ke pemerintah daerah agar terpicu untuk menaikkan peringkatnya, sehingga sumber daya dan program kesehatan diprioritaskan.

Penetapan peringkat ini didasarkan pada 24 indikator kesehatan, yaitu balita gizi buruk dan kurang, balita sangat pendek dan pendek, balita sangat kurus dan kurus, balita gemuk, diare, pnemonia, hipertensi, gangguan mental, asma, penyakut gigi dan mulut, disabilitas, cedera, penyakit sendi, ISPA, perilaku cuci tangan, merokok tiap hari, air bersih, sanitasi, persalinan oleh tenaga kesehatan, pemeriksaan neonatal 1, imunisasi lengkap, penimbangan balita, ratio dokter per Puskesmas dan ratio bidan per desa.

"Meski kesehatan berhubungan erat dengan kemiskinan, tetapi belum tentu kota yang miskin tingkat kesehatannya buruk dan sebaliknya belum tentu kota kaya kesehatannya selalu baik," jelas Prof Purnawan Junadi, Guru Besar FKM UI.

Beberapa contoh kota kabupaten yang miskin tapi dengan peringkat kesehatan baik misalnya adalah Bitung dan Sorong, sedangkan kota non-miskin namun bermasalah dalam kesehatan contohnya adalah Jakarta Pusat dan Jakarta Utara.

"Hal ini biasanya terjadi karena kebanyakan kota kabupaten dengan tingkat perekonomian yang baik terlalu mengejar sektor kuratif (pengobatan). Mereka lebih memikirkan membangun rumah sakit dan dokter spesialis, tetapi tidak memikirkan hal-hal sederhana seperti usaha pencegahan dan bidan-bidan yang lebih akrab dengan masyarakat," jelas Prof Pur lebih lanjut.

Dari 440 kabupaten dan kota berdasarkan Riskesdas 2007, diperoleh peringkat masing-masing kota dan kabupaten dengan tingkat kesehatan terbaik hingga terburuk.

Kota Magelang merupakan kota dengan peringkat paling tinggi atau kota paling sehat, sedangkan Pengunungan Bintang merupakan kabupaten dengan indikator kesehatan paling buruk di seluruh Indonesia.

Peringkat 10 teratas kota dan kabupaten dengan nilai indikator kesehatan paling tinggi atau kota paling sehat:

   1. Kota Magelang (Jateng)
   2. Gianyar (Bali)
   3. Kota Salatiga (Jateng)
   4. Kota Yogyakarta
   5. Bantul (Yogyakarta)
   6. Sukoharjo (Jateng)
   7. Sleman (Yogyakarta)
   8. Balikpapan (Kaltim)
   9. Kota Denpasar (Bali)
  10. Kota Madiun (Jatim)

ANCAMAN KESEHATAN PADA ANAK YANG ORANG TUANYA CERAI

 Perceraian yang dilakukan pasangan menikah tak hanya merugikan kesehatan psikis tapi juga kesehatan fisik bagi keduanya tapi juga pada anak-anak. Ancaman kesehatan pada anak yang orangtuanya bercerai ini lumayan serius.

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa anak-anak dari orangtua yang bercerai lebih rentan menderitapenyakit stroke.

Selama ini faktor risiko stroke selalu berkaitan dengan obesitas (kegemukan), merokok atau diabetes. Tapi untuk pertama kalinya peneliti memasukkan perceraian sebagai faktor risiko stroke pada anak di kemudian hari.

"Studi ini dapat menjelaskan dampak dari perceraian orangtua terhadap anak-anak. Stres sejak kanak-kanak karena orangtuanya bercerai akan berdampak pada kesehatan anak saat dewasa," jelas Esme Fuller-Thomson, profesor kedokteran dan keperawatan di University of Toronto, dilansir MSN News, Rabu (24/11/2010).

Prof Fuller-Thomson menjelaskan bahwa perceraian orangtua dapat meningkatkan risiko stroke anak di kemudian hari menjadi dua kali lipat.

"Tapi studi ini tidak menyimpulkan bahwa anak-anak dari orangtua yang bercerai ditakdirkan untuk menderita stroke," jelas Prof Fuller-Thomson.

Temuan ini berdasarkan hasil survei pada lebih dari 13.000 orang yang tinggal di Kanada, yang juga merupakan bagian dari 2005 Canadian Health Survey.

Menurut Prof Fuller-Thomson, ada beberapa hal yang mengaitkan antara perceraian dan risiko stroke, yang paling utama adalah stres berat masa kecil.

"Stres berat di masa kecil dapat mengubah perkembangan tubuh dan mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh, yang pada gilirannya akan membuat orang akan lebih rentan terhadap serangan berbagai penyakit dari waktu ke waktu," jelas Prof Fuller-Thomson lebih lanjut.

Temuan ini telah dipublikasikan dalam pertemuan Gerontological Society of America meeting di New Orleans pada hari Senin lalu.